Pembentukan Sumber Daya Manusia yang Produktif dan Berkualitas Melalui Hari Gizi Nasional
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai masalah gizi cukup kompleks. Hal tersebut ditunjukkan oleh angka prevalensi stunting yang tinggi, permasalahan gizi berlebih serta prevalensi wasting. Selain itu, masalah gizi juga dapat berdampak luas tidak hanya bagi kecacatan, kesakitan dan kematian tetapi juga bagi pembentukan sumber daya manusia yang produktif dan berkualitas.
Kualitas seorang anak memang sangat ditentukan sejak konsepsi sampai dengan masa balita. Sebab kecukupan gizi ibu hamil sampai anak usia di bawah 5 tahun yang diimbangi dengan pola asuh yang tepat maka dapat membantu mencetak generasi yang unggul di masa depan. Untuk menanggulangi masalah gizi di Indonesia dalam rangka memperingati hari kesehatan nasional maka setiap tanggal 25 Januari ditetapkan sebagai Hari Gizi Nasional.
Sejarah 25 Januari  Hari Gizi Nasional
Jika berbicara mengenai Hari Gizi Nasional (HGN) maka tidak akan terlepas dari sejarah dibalik ditetapkannya peringatan HGN tersebut. Sejarah tentang gizi di Indonesia dalam rangka perbaikan gizi masyarakat ternyata sudah dimulai sejak tahun 1950. Dimana tahun tersebut bersamaan dengan pengangkatan Prof. Poorwo Soedarmo oleh Menteri Kesehatan yaitu Dokter J Leimena sebagai kepala Lembaga Makanan Rakyat. Bahkan pada saat itu Prof. Poorwo Soedarmo juga dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia.
Dicetuskannya Hari Gizi Nasional salah satunya bertujuan untuk memulai pengkaderan tenaga gizi di Indonesia. Hal tersebut juga didukung dengan berdirinya Sekolah Juru Penerang Makanan yang dilakukan oleh LMR tepatnya tanggal 25 Januari 1951. Semenjak saat itulah pendidikan tenaga gizi mengalami perkembangan yang pesat di perguruan tinggi tanah air. Kemudian tanggal 25 Januri disepakati menjadi peringatan Hari Gizi Nasional (HGN).
Peringatan HGN untuk pertama kalinya diselenggarakan oleh LMR tepatnya pada pertengahan tahun 1960-an. Selanjutnya peringatan tersebut terus dilanjutkan oleh Direktorat Gizi Masyarakat mulai tahun 1970-an sampai sekarang ini. Bahkan di era RPJMN tahun 2015-2019 HGN memiliki tema besar yaitu membangun gizi untuk menuju bangsa yang sehat dan berprestasi.
Bahkan menjelang akhir periode RPJMN tahun 2015-2019, Indonesia terbukti mampu mengalami perbaikan prevalensi masalah gizi terutama gizi kurang serta stunting. Meski angka prevalensi tersebut masih tinggi serta berada di atas ambang batas WHO namun angka tersebut terus menerus mengalami penurunan. Akan tetapi di masa mendatang, Indonesia masih harus menghadapi tantangan permasalahan gizi serta obesitas maupun penyakit tidak menular yang memiliki kencenderungan meningkat.
Melalui peringatan Hari Gizi Nasional 25 Januari, diharapkan dapat membantu Pemerintah untuk mengajak berbagai sektor dan lapisan masyarakat agar semakin sadar akan pentingnya gizi dan kesehatan keluarga. Upaya ini dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti pendekatan keluarga serta Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Makna Peringatan Hari Gizi Nasional
Di balik peringatan Hari Gizi Nasional setiap 25 Januari ternyata terdapat makna yang begitu penting dan mendalam. Sebab melalui peringatan HGN tersebut, masyarakat Indonesia akan senantiasa diingatkan akan pentingnya kebutuhan gizi bagi kesehatan dan kecerdasan untuk menunjang pertumbuhan tubuh serta jiwa seseorang. Dengan demikian masyarakat akan lebih memperhatikan asupan gizi dalam menu makanan sehari-hari.
Seperti yang telah diketahui bahwa gizi adalah kumpulan zat-zat yang penting dan terdapat di dalam makanan. Adapun jenis zat-zat penting tersebut diantaranya vitamin, lemak, mineral, protein, air dan karbohidrat. Berbagai zat tersebut memang sangat diperlukan tubuh terutama bagi balita maupun anak-anak di masa tumbuh kembang. Sehingga akan tercipta generasi yang produktif dan berkualitas.
Tujuan Peringatan Hari Gizi Nasional
Peringatan Hari Gizi Nasional adalah momentum yang penting untuk menggalang kepedulian sekaligus meningkatkan komitmen berbagai pihak agar bersama0-sama membangun gizi guna menuju bangsa yang produktif dan berkualitas. Dengan demikian akan tercipta bangsa yang sehat dan berprestasi melalui gizi seimbang maupun produksi pangan yang berkelanjutan. Hal ini juga dapat mendorong tercapainya RPJMN dalam bidang kesehatan.
Tujuan peringatan HGN tersebut memang menjadi sebuah tantangan yang besar, terlebih Pemerintah memiliki fokus utama untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia di Indonesia. Untuk itulah sejalan dengan upaya Pemerintah untuk memerangi masalah gizi dan menggalang kepedulian maupun komitmen berbagai pihak maka setiap 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional.
Selain itu, untuk menanggulangi masalah gizi di Indonesia juga dibutuhkan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat maupun lintas sektor. Hal ini disebabkan karena masalah gizi tidak hanya berkaitan dengan kesehatan saja melainkan juga dipengaruhi oleh berbagai hal meliputi budaya, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, pola asuh dan lingkungan.
Dengan diperingatinya 25 Januari Hari Gizi Nasional maka diharapkan unsur pemerintah maupun pemangku kepentingan serta masyarakat dapat berkomitmen tinggi untuk berperan aktif meningkatkan gizi serta derajat kesehatan masyarakat. Dengan demikian harapan untuk menciptakan SDM yang produktif dan berkualitas dapat terwujud secara optimal dalam peringatan hari kesehatan nasional 2021 nanti.