Sejarah Hari Dokter dan Perjuangan Mereka Menghadapi PandemiÂ
Dokter dan tenaga kesehatan menjadi garda terdepan dan berperan penting  dalam menghadapi virus COVID-19 yang sedang terjadi beberapa bulan terakhir. Sudah seharusnya kita mengapresiasi segala pengorbanan yang mereka lakukan selama ini. Adapun penghargaan kepada dokter biasanya dilakukan pada hari dokter yang diselenggarakan setiap tanggal 24 Oktober.
Pada Hari Dokter Nasional, organisasi kesehatan umumnya merayakan guna menghargai jasa dokter pada masyarakat serta kehidupan individual. Hari tersebut juga identik dengan hari terbentuknya Ikatan Dokter Indonesia atau IDI yang juga tanggal 24 Oktober. Biasanya, rekan dokter memperingati hari ini dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti senam sehat, pengobatan dan konsultasi kesehatan gratis dan masih banyak lagi.
Berikut ini adalah sejarah bagaimana Hari Dokter Nasional terbentuk dan tujuan diselenggarakannya hari tersebut.
Sejarah Hari Dokter
Hari dokter diperingati pada tanggal 24 Oktober sejak tahun 1950. Kala itu, di tanggal 24 Oktober 1950, Soeharto berusaha mendapatkan dasar hukum mengenai berdirinya perkumpulan dokter yang kemudian diberi nama Ikatan Dokter Indonesia. Sejak saat itu, 24 Oktober menjadi hari lahir IDI.
HDN adalah salah satu momentum yang terpenting di dalam sejarah negara Indonesia, terutama bagi sejarah IDI. Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, bahwa HDN sudah ada sebelum hari tersebut diresmikan, Â yaitu dari awal ketika IDI terbentuk.
Di tahun 1911 menjadi awal adanya perkumpulan dokter di Indonesia kemudian perkumpulan tersebut diberi nama Vereniging van Indische Artsen. 15 tahun setelahnya, organisasi tersebut beruhan nama yaitu Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen atau VIG. Di tahun 1940, VIG menyelenggarakan kongres di kota Solo.
Tiga tahun setelahnya, saat masih dalam masa jajahan jepang, VIG bubar kemudian berganti nama jadi Jawa IZI Hooko-Kai. Berdasarkan usulan dari Dr. Senin Sastromidjojo, pada tanggal 30 Juli 1950, diadakan sebuah pertemuan yang dihadiri oleh Persatuan Tabib Indonesia serta Perkumpulan Dokter Indonesia. Pertemuan tersebut akhirnya menghasilkan Muktamar Dokter Warganegara Indonesia.
Puncaknya, di tanggal 22-25 September tahun 1950, Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia diselenggarakan di Deca Park dan akhirnya resmi pada bulan Oktober.
Tujuan Hari Dokter
Dokter sudah menjadi pahlawan berjasa demi masyarakat yang membutuhkan pengobatan untuk kesehatan mereka. Sudah selayaknya para dokter mendapatkan penghargaan, yaitu melalui adanya hari dokter ini.
Rangkaian kegiatan terkait kesehatan dan dunia kedokteran biasanya diselenggarakan pada hari ini, sehingga para dokter bisa membantu lebih banyak lagi orang yang membutuhkan karena biasanya kegiatan ini tidak dipungut biaya.
Â
Perjuangan Dokter Melawan Virus Corona
Tidak  bisa dipungkiri bahwa adanya virus corona yang menginfeksi jutaan orang di dunia ini membuat seluruh dokter harus mengorbankan banyak hal. Ini karena dokter memegang peran terpenting demi kesembuhan pasien yang terinfeksi virus ini.
Banyak sekali kisah yang beredar mengenai perjuangan dan pengorbanan para dokter dalam menghadapi virus ini. Adapun, ini adalah beberapa contoh perjuangan dokter yang membuat banyak orang terharu.
- Meninggalkan Keluarga
Demi menyembuhkan jumlah pasien yang terus bertambah setiap harinya, para dokter harus rela untuk mengorbankan waktu mereka bersama keluarga untuk bekerja di rumah sakit. Selain itu, karena berhadapan langsung dengan pasien, para dokter tidak pulang agar untuk mencegah tertularnya virus pada orang yang mereka cintai. - Minimnya tes kesehatan
Karena berhadapan dengan banyak pasien, sudah seharusnya dokter menjadi pihak yang paling sering melakukan tes kesehatan apakah terinfeksi virus corona atau tidak. Sayangnya, tes jarang dilakukan. Para dokter justru baru bisa mendapatkan tes setelah timbul gejala seperti demam.
Mereka hanya dicek suhu setiap shift agar tidak menjadi perantara penularan tanpa tahu apakah sebenarnya mereka terinfeksi atau tidak. - Sering lembur
Perjuangan dokter yang berikutnya dalam menghadapi pandemi ini adalah sering lembur. Terbatasnya jumlah tenaga kesehatan yang ada membuat mereka tak mau harus mengorbankan waktu lebih lama untuk berada di rumah sakit dan menangani semua pasien.
Bahkan, beberapa tenaga medis yang sudah pensiun pun banyak yang dipanggil kembali untuk bertugas karena jumlah dokter yang benar-benar kurang dan tidak sebanding dengan jumlah pasien yang ada. - Isolasi secara ekstrim
Agar tidak menjadi perantara penularan virus, para dokter pun harus melakukan isolasi secara ekstrim. Dengan begitu, mereka tidak bisa menemui keluarga dan sahabat. Setiap harinya, para dokterhanya bisa menjumpai rekan kerja dan pasien-pasien yang membutuhkan pertolongan.
Tidak hanya itu, ketika istirahat, sesama dokter pun terkadang tetap menjaga jarak satu dengan yang lain.
Setelah semua yang mereka lakukan demi berakhirnya virus corona ini, para dokter layak mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Kita sebagai masyarakat bisa mengapresiasi perjuangan serta pengorbanan para dokter dengan cara berada di rumah saja agar tidak menambah jumlah pasien.
Demikianlah mengenai Hari Dokter Nasional yang diselenggarakan setiap 24 Oktober dan bagaimana perjuangan yang dilakukan dokter demi kita semua.